Khamis, 12 November 2015

Wasiat Muhammad Al-Fatih, Bekerjalah Untuk Memuliakan Agama Islam!

Rasulullah pernah bersabda :“Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.” (HR. Imam Ahmad). Menjalani hari-hari terakhirnya setelah diracun, Muhammad Al-Fatih merasaan kematian mungkin akan segera datang. Ia telah lakukan apa yang ia bisa rasa bisa. Ia telah jalani apa yang ia yakini mesti. Ia telah berikan apa yang ia anggap punya. Ia tunaikan apa yang ia tahu itu menjadi tanggungjawabnya. Maka bila takdir telah membuatnya berkuasa di usia muda dan harus membuatnya mati dalam usia yang belum terlalu tua, hari itu ia merasa LAYAK BICARA.Bila ia harus mencari alasan, mungkin hanya satu : IA TELAH BEKERJA.

Maka kepada anaknya ia sampaikan wasiat, kumpulan kata-katanya yang terukir abadi. Seperti abadinya bukti-bukti sejarah Konstantinopel yang telah ia taklukkan. Pusat Bizantium yang dirindukan dan diimpikan para penguasa itupun telah berada dalam rengkuhan Islam. Lahir dengan nama kota yang baru: Istambul,
mengukir pula ke banyak penjuru Eropa kedamaian baru sesudah itu. Kepada anaknya ia berwasiat, dalam rangkaian nasehat yang kekal, seperti kekalnya gelar yang ia rengkuh, sebuah karunia mulia dari janji puji Rasulullah, seperti diriwayatkan Imam Ahmad, Rasulullah bersabda :“Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.”Tiga puluh satu tahun setelah dilaluinya dalam PEGABDIAN, KERJA, KARYA, yang luar biasa. Bila kemudian di hari itu ia hendak bicara, itu sudah semestinya. Ia hendak bicara atas apa yang telah dilakukannya, sebagai sebuah wasiat untuk anaknya yang akan meneruskan KEPEMIMPINANNYA.

“Aku sudah diambang kematian. Tapi aku berharap aku tidak kawatir, karena aku meninggalkan seseorang sepertimu. Jadilah seorang PEMIMPIN YANG ADIL, SHALIH dan PENYAYANG. RENTANGKAN PENGAYOMAMU UNTUK RAKYATMU, TANPA KECUALI, BEKERJALAH UNTUK MENYEBARKAN ISLAM. KARENA SESUNGGUHNYA ITU MERUPAKAN KEWAJIAN PARA PENGUASA DI MUKA BUMI. DAHULUKLAN URUSAN AGAMA ATAS APAPUN URUSAN LAINNYA. DAN JANGANLAH KAMU JEMU DAN BOSAN UNTUK TERUS MENJALANINYA. JANGANLAH ENGKAU ANGKAT JADI PEGAWAIMU MEREKA YANG TIDAK PEDULI DENGAN AGAMA, YANG TIDAK MENJAUHI DOSA BESAR, DAN YANG TENGGELAM DALAM DOSA. JAUHILAH OLEHMU BID’AH YANG MERUSAK. JAGALAH SETAP JENGKAL TANAH ISLAM DENGAN JIHAD. LINDUNGI HARTA DI BAITUL MAAL JANGAN SAMPAI BINASA. JANGANLAH SEKALI-KALI TANGANMU MENGAMBIL HARTA RAKYATMU KECUALI DENGAN CARA YANG BENAR SESUAI KETENTUAN ISLAM. PASTIKAN MEREKA YANG LEMAH MENDAPATKAN JAMINAN KEKUATAN DARIMU. BERIKANLAH PENGHORMATANMU UNTUK SIAPA YANG MEMANG BERHAK.”

“KETAHUILAH, SESUNGGUHNYA PARA ULAMA ADALAH POROS KEKUATAN DI TENGAH TUBUH NEGARA, MAKA MULIAKANLAH MEREKA. SEMANGATI MEREKA. BILA ADA DARI MEREKAYANG TINGGAL DI NEGERI LAIN, HADIRKANLAH DAN HORMATILAH MEREKA. CUKUPILAH KEPERLUAN MEREKA.”

“BERHATI-HATILAH, WASPADALAH, JANGAN SAMPAI ENGKAU TERTIPU OLEH HARTA MAUPUN TENTARA. JANGAN SAMPAI ENGKAU JAUHKAN AHLI SYARI’AT DARI PINTUMU. JANGAN SAMPAI ENGKAU CENDERUNG KEPADA PEKERJAAN YANG BERTENTANGAN DENGAN AJARAN ISLAM. KARENA SESUNGGUHNYA AGAMA ITULAH TUJUAN KTA, HIDAYAH ITULAH JALAN KITA. DAN OLEH SEBAB ITU KITA DIMENANGKAN.”

“AMBILAH DARIKU PELAJARAN INI. AKU HADIR KE NEGERI INI BAGAIKAN SEEKOR SEMUT KECIL. LALU ALLAH MEMBERI NIKMAT YANG BESAR INI. MAKA TETAPLAH DI JALAN YANG TELAH AKU LALUI. BEKERJALAH UNTUK MEMULIAKAN AGAMA ISLAM INI, MENGHORMATI UMATNYA. JANGANLAH ENGKAU HAMBURKAN UANG NEGARA, BERFOYA-FOYA, DAN MENGGUNAKANNYA MELAMPAUI BATAS YANG SEMESTINYA. SUNGGUH ITU SEMUA ADALAH SEBAB-SEBAB TERBESAR DATANGNYA KEHANCURAN.”

Itulah wasiat Al-Fatih. Itulah bicaranya. Sepertinya ia sangat tahu, betapa kekuasaan adalah panggung yang menggoda banyak orang untuk banyak bicara/janji2 tapi sedikit kerja untuk melayani rakyatnya ketika sudah jadi pemimpin sebagaimana kondisi yang kini terjadi di negeri demokrasi sekuler kapitalistik spt indonesia. Menghamburkan uang dan berfoya-foya. Melupakan agama dan menindas yang lemah. Muhammad Al-Fatih sang penakluk itu hendak meneguhkan kembali sikap dan pilihannya sebagai PEMIMPIN-PEKERJA, maksudnya penguasa muslim yang banyak bekerja yang memberikan wasiat kepada penggantinya, yang sebentar lagi akan meneruskan tugasnya.Maka kata-katanya, bicaranya, hari itu tak lain adalah cerita tentang kerjanya. Bahkan saripatinya.

Riwayat Hidup Muhammad Al Fatih,Ia merupakan salah satu khalifah dari Kekhilafahan Islamiyah di Turki Ustmani ini lahir pada tanggal 20 April 1429 M atau bertepatan dengan tanggal 28 Rajab 833 H. Lahir sebagai putra ketiga Sultan Murab II, Muhammad tidak pernah dipersiapkan atau diperkirakan menjadi putera mahkota. Muhammad baru ditetapkan sebagai putera mahkota setelah kematian dua kakak lelakinya dalam usia muda. Muhammad kecil pada awal pendidikannya termasuk anak yang manja dan enggan belajar, setelah ayahnya menghadirkan seorang Ulama Kurdi menjadi gurunya yaitu Syeikh Ahmad bin Ismail Al-Kurani ia mulai belajar dengan serius. Selain dengan Ahmad Al-Kurani, Muhammad juga belajar dari Syeikh Ibnu Al-Tamjid seorang ahli syair yang menguasai bahasa Arab dan Persia, Syeikh Khairuddin dan Syeikh Sirajudin Al-Habi dan lainnya. Belakangan ada seorang Syeikh lagi, yaitu Aag Syamsudin yang bersama-sama Al-Kurani merupakan dua orang Syeikh yang paling berpengaruh dan paling dipercaya oleh Sultan Muhammad Al-Fatih.Dari mereka, Muhammad Muda belajar ilmu. Ilmu agama, bahasa, keterampilan, fisik, geografi, falak dan sejarah. Dalam pelajaran sejarah, ia juga mempelajari biografi tokoh-tokoh Eropa seperti Kaisar Agustus, Constantine The Great, Theodosius The Great, Timur Lang dan ia terkesan dengan kisah Iskandar Agung dari Macedonia.
Muhammad tumbuh menjadi pemuda cerdas yang keras kemauan dan serius dalam mewujudkan keinginannya (visinya) terutama visi untuk menaklukan Konstatinopel pada saat menjadi sultan pertama kali yaitu pada usia 12 tahun tapi akibat instabilitas politik negerinya serta keberadaan Muhammad yang masih muda mengharuskan Murad II kembali memimpin. Setelah ayahnya meninggal Muhammad kembali diangkat menjadi sultan pada usia 21 tahun. Muhammad melanjutkan kembali visinya untuk menaklukan Konstatinopel visi ini tentu tidak muncul begitu saja.
Sejak kecil ia telah mempelajari Al-Qur’an dan Al-Hadist Rosul SAW. Diantara hadist yang disampaikan secara berulang-ulang kepada beliau pada masa kecilnya adalah hadist yang berisi ramalan Rosul tetntang penaklukan kota tersebut sebagai berikut: “Konstatinopel akan jatuh ketangan Islam. Pemimpin yang menaklukannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada dibawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.” (HR. Ahmad bin Hanbal musnadnya). Syeikh Aaq Syamsudin adalah guru yang paling besar pengaruhnya terhadap Muhammad dalam persoalan ini. Bahkan dapat dikatakan Syeikh Syamsudin telah mengisyaratkan pada Muhammad kecil bahwa dirinyalah yang dimaksud hadist tersebut.Dan kenyataan, ramalan Rosul pun terbukti. Sultan muda dari khilafah Turki Ustmani ini berhasil menuntaskan amanat Rosul sekaligus mimpi umat Islam selama delapan abad.

Kota yang dikelilingi oleh laut dan terletak persis diantara Benua Asia dan Eropa ini dianggap sebagai kota yang paling strategis di dunia bahkan dikatakan bahwa sekiranya dunia ini berbentuk satu kerajaan maka Konstatinopel akan menjadi kota yang paling cocok untuk menjadi ibu kotanya. Setelah ditaklukan nama Konstatinopel diubah menjadi Islambul yang berarti “Kota Islam”, tapi kemudian penyebutan ini bergeser menjadi Istambul seperti yang biasa kita dengar sekarang. Sejak saat itu ibu kota Turki Ustmani beralih ke kota ini yang kemudian menjadi pusat peradaban Islam selama beberapa abad. Muhammad sendiri pada saat itu mendapat gelar “Al-Fatih” atau The Conqueror, Sang Penakluk. Beliau merupakan seseorang yang sangat mencintai jihad. Sebagian hidupnya dihabiskan diatas kudanya. Hampir seluruh perjalanan jihad tentaranya ia pimpin secara langsung. Bahkan ia tetap berangkat berjihad kendati sedang menderita suatu penyakit. Hal ini, menjadi perjalanan jihadnya yang terakhir.Penyakitnya itu
kemudian merenggut nyawanya sebelum pasukan sempat mencapai sasaran jihadnya. Beliau syahid ditengah niat dan perjalanan untuk menegakkan jihad fi sabilillah tepatnya pada tanggal 4 Mei 1481 pada umur 52 tahun.

Beliau sesungguhnya tidak hanya berperan besar dalam hal perluasan wilayah Islam, tetapi juga dalam menata negerinya menjadi negeri yang sangat maju.Ia secara serius melakukan banyak perbaikan dalam hal perekonomian, pendidikan dan lain-lain. Ia membangun Istambul menjadi pusat pemerintahan yang sangat indah dan maju disamping sebagai bandar ekonomi yang sukses. Muhammad Al-Fatih adalah pemimpin yang memperhatikan kesejahteraan rakyatnya. Beliau selalu berusaha mendengarkan keluhan-keluhan rakyatnya. Sering kali ia turun kejalan untuk mengamati kondisi rakyatnya secara langsung. Itulah sekilas perjalanan hidup Muhammad Al-Fatih yang telah memeperlihatkan semangat jihad tinggi serta pribadi yang mulia dengan mengorbankan hidupnya demi 'Izzul Islam wal Muslimin.Sesungguhnya rahasia apa yang ada dalam diri Al Fatih sehingga mempunyai semangat juang yang teramat tinggi? Barangkali beliau memahami ayat al Qur’an Surah Al - Qasas Ayat 77 Allah berfirman :“ Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik padamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan.”“..Dan bekerjalah, Wahai Keluarga Daud, sebagai (ungkapan) syukur (kepada Allah) (QS 34;14)

Tentu benar, ketaatan beribadah (dalam arti ritual) menjadi syarat mutlak ketaatan seseorang, namun sesungguhnya kalau kita kaji lebih dalam Islam adalah agama yang sangat menjunjung tinggi kerja, amal saleh.

Tidaklah hamba-ku mendekatkan diri kepada-ku dengan suatu amal lebih aku sukai daripada jika ia mengerjakan amal yg kuwajibkan kepadanya' (HR.Bukhari)
Inilah ibadah yang paling utama, melaksanakan semua kewajiban, baik fardhu 'ain (seperti menutup aurat & birrul walidain) maupun kifayah (seperti amar makruf & mewujudkan khilafah kembali seperti Sultan Muhammad al-Fatih yang memimpin Khilafah Utsmani)

Menegakkan Khilafah Bukan Mimpi
Salah satu tuduhan yang sering diungkap oleh kelompok sekular tentang Khilafah adalah bahwa Khilafah mustahil ditegakkan; Khilafah adalah mimpi dan sesuatu yang utopis. Alasannya antara lain: (1) Dunia Islam memiliki banyak keragaman (wilayah, agama, etnik, budaya, bahasa, mazhab, dll); (2) Kuatnya ide nasionalisme; (3) Amerika tidak akan membiarkan Khilafah tegak.
Alasan-alasan tersebut jelas keliru. Pertama: Secara historis, meskipun di dalamnya banyak keragaman, Khilafah Islam mampu mempersatukan semua itu. Negara Islam perdana, Daulah Islam di Madinah, penduduknya juga tidak homogen. Di sana ada berbagai kelompok etnis atau kabilah seperti Auz dan Khazraj; ada pula Yahudi dan musyrik; di samping umat Islam.
Apalagi setelah Khilafah Islam meluas melampaui jazirah Arab. Kekuasaan Daulah Khilafah Islam menyebar mulai dari Jazirah Arab, Persia, India, Kaukasus hingga mencapai perbatasan Cina dan Rusia. Khilafah juga membebaskan Syam bagian Utara, Mesir, Afrika Utara, Spanyol, Anatolia, Balkan, Eropa Selatan dan Timur hingga di gerbang Wina di Austria. Khilafah pun mengintegrasikan kawasan beragama Kristen (Byzantium, Etiopia, Koptik Mesir, Syam dan Bushra); Majusi-Zoroaster (Persia, Bahrain, Oman, Yamamah, Yaman), Confusius (Cina) dan Hindu (India); juga mengintegrasikan berbagai ras, suka, dan warna kulit: Semitik (Arab, Syriani, Kaldean), Hametik (Mesir, Nubia, Berber dan Sudan); Aria (Parsia, Yunani, Spanyol dan India), Tourani (Turki dan Tartar).
Menyatukan umat Islam memang berat, tetapi bukan utopis. Masalahnya terletak pada kesadaran umat untuk bersatu dalam sebuah visi dan misi kenegaraan yang diyakininya. Dengan visi Islam yang sama, akidah yang sama, al-Quran yang sama, Nabi yang sama, syariah yang sama, persatuan umat Islam di dunia bukanlah hal yang mustahil. Toh Indonesia sendiri, yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa, bisa bersatu karena meyakini visi dan misi yang sama: nasionalisme Indonesia. Demikian halnya umat Islam sekarang. Kalau muncul kesadaran untuk menyamakan visi dan misi kenegaraan mereka di bawah naungan Daulah Khilafah, pastilah mereka akan bersatu. Ini bukan utopia karena Rasulullah saw. dan Kekhilafahan berikutnya berhasil menyatukan ini. Ini karena karakter utama Islam sendiri yang ditujukan untuk seluruh manusia (kâffat[an] li an-nâsh) dan memberikan kebaikan bagi seluruh alam (rahmat[an] li al-‘âlamîn).
Kedua: Terkait dengan ikatan nasionalisme dan nation-state, dengan kecenderungan globalisasi dunia saat ini keduanya semakin penting dipertanyakan relevansinya. Ustadz Ismail Yusanto, Jubir HTI, mengambarkan kecenderungan global ini dengan kasus penyatuan Eropa menjadi Masyarakat Eropa. Menurut Ismail, gagasan Uni Eropa ini sebetulnya sudah lama, yakni sejak tahun 1950-an. Setelah melalui proses perundingan yang terus-menerus, ide besar itu baru terwujud pada tahun 1992, yakni ketika perjanjian itu ditandatangani di kota Maastrich, Belanda; berarti hampir 40 tahun kemudian. Pertanyaannya, kalau para pemimpin dan masyarakat Eropa memilih bersatu, mengapa kita tidak? Padahal umat Islam lebih punya dasar syar‘i dan historis. Secara syar‘i, persatuan umat Islam adalah kewajiban. Secara historis, umat Islam pernah disatukan dalam satu wadah Khilafah selama kurang-lebih 14 abad.
Ketiga: Alasan bahwa Amerika Serikat (AS) tidak akan membiarkan Khilafah berdiri adalah alasan para pengkhianat yang pengecut. AS menjadi kuat karena kita lemah dan tidak bersatu. Kalaulah umat Islam seluruh dunia bersatu di bawah Khilafah yang menjadi adidaya baru, tentu AS akan berpikir seribu kali untuk menyerang Khilafah. Kekalahan AS di Vietnam menunjukkan bahwa perlawanan rakyat (gerilya) akhirnya mampu mengusir AS dari negeri itu. Kemenangan Hizbullah di Lebanon Selatan juga menunjukkan bahwa kalau berperang dengan sungguh-sungguh kemenangan akan di tangan kita. Ingat, di bawah Khilafah, puluhan juta tentara Islam siap syahid untuk menghadapi AS dan sekutunya. Sulitnya menaklukkan gerilyawan di Irak dan Afganistan menjadi contoh baik, bagaimana AS dengan persenjataannya yang super canggih kewalahan melawan kelompok mujahidin yang senjatanya pas-pasan dan jumlahnya sedikit.
Janji Allah dan Rasul-Nya tentang kemenangan Islam dan akan kembalinya Khilafah, secara ruhiah, memberikan keyakinan kepada kita bahwa Khilafah akan segera tegak kembali. Rasululuh saw. bersabda: …Kemudian akan ada Khilafah yang mengikuti tuntunan Kenabian. (HR Ahmad dalam Musnad-nya; semua perawinya adalah tsiqqat). Hadis ini didukung oleh sekitar delapan hadis lain dengan makna yang sama seperti: masuknya Islam ke setiap rumah; al-waraq al-mu’allaq, turunnya Khilafah di al-Quds; dst. Makna hadis kembalinya Khilafah ‘ala Minhâj Nubuwwah ini diriwayatkan oleh 25 Sahabat, 39 Tâbi‘în, dan 62 Tâbi‘ at-Tâbi‘în.
Namun, kabar gembira (bisyârah) ini tidak datang dengan sendirinya, tetapi harus diusahakan. Artinya, yakin saja tidak cukup, tetapi harus ada usaha agar bisyârah itu terwujud. Bisyarah tersebut bisa diwujudkan melalui hukum sababiyah (hukum kausalitas) meski itu benar-benar akan terwujud hanya karena izin dan pertolongan Allah Swt. Izin dan pertolongan Allah hanya diberikan kepada orang-orang yang menolong-Nya, yaitu yang paling baik imannya dan paling baik amalnya; kehidupannya bersih dari perbuatan maksiat dan dipenuhi dengan ketaatan kepada Allah Swt.
Pada masa lalu Romawi Timur (Konstatinopel) jatuh kepada Islam. Meski itu sangat sulit, toh umat Islam berhasil melakukannya karena keyakinan akan janji dan pertolongan Allah. Ekspedisi untuk menaklukkan Konstantinopel sudah dimulai sejak Khalifah Usman bin Affan. Sejarah membuktikan, Konstantinopel jatuh baru pada tahun 1453; hampir 700 tahun kemudian. Hadis yang berbunyi Fala ni’ma al-amir, amiruha. Fala ni’ma al-jays fa dzalika al-jais (Sebaik-baik panglima perang adalah panglima perang yang menaklukkan Konstantinopel dan sebaik-baik tentara adalah tentara yang menaklukkan Konstantinopel) menjadi pendorong besar bagi Muhammad al-Fatih. Padahal hadis itu diucapkan pada 700 tahunan sebelum peristiwa besar itu terjadi.
Jika penaklukkan Konstantinopel yang merupakan jantung dari adikuasa Romawi Timur saja akhirnya bisa dilakukan, meski harus melalui upaya yang luar biasa dan memakan waktu ratusan tahun, apalagi untuk menegakkan kembali Khilafah yang sudah pernah ada, tentu akan lebih mudah, insya Allah.

Khamis, 1 Oktober 2015

Bab 4 PENGURUSAN MAKLUMAT DAN PEMBELAJARAN SEPANJANG HAYAT

Bab 4 PENGURUSAN MAKLUMAT DAN PEMBELAJARAN SEPANJANG HAYAT


OBJEKTIF

1.       Merancang strategi untuk mendapatkan pengetahuan dan kemahiran.
2.       Meneroka isu atau masalah yang memerlukan penyelesaian masalah secara sendiri.
3.       Mengumpul dan mengurus maklumat secara kendiri.

PENGENALAN

Kita sebagai manusia, belajar adalah perlu.pembelajaran bermula sejak kandungan ibu lagi. Apabila dilahirkan prosesnya diteruskan. Bermula daripada komuniti yang kecil iaitu keluarga da seterusnya hingga dalam kelompok masyarakat yang besar, banyak maklumat yang diterima sepanjang proses pembelajaran tersebut, namun tidak semua maklumat itu benar dan tidak semua yang benar itu berguna kepada semua manusia, tetapi mungkin berguna kepada manusia yang lain. PENGURUSAN MAKLUMAT DAN PEMBELAJARAN SEPANJANG HAYAT dalam konteks pembangunan diri merentas pelbagai dimensi yang bermula dengan dimensi diri, keluarga , dan masyarakat. Pelajar didedahkan dengan pemikiran tentang maklumat dan penyaringan maklumat yang benar sehingga mampu dihayati menjadi ilmu yang berguna kepada diri. Dengan kemantapan dan kefahaman yang benar tentang ilmu, maka potensi yang ada itu dikembangkan kepada keluarga dan seterusnya kepada masyarakat. Dalam proses tersebut akan berlaku tindak balas (reflex) dan cabaran yang membentuk ketajaman berfikir kepada pelajar. Proses pembelajaran tidak hanya melibatkan belajar tetapi juga mengajar dan berkomunikasi untuk mengesahkan bahawa maklumat dan pendirian yang dipegang selama ini adalah benar dan mantap.
Ketepatan dan kecekapan maklumat adalah antara faktor utama dalam pembelajaran. Aspek ini menjadi keutamaan dalam pencapaian matlamat pembelajaran. Perkembangan ini wajar diteruskan berterusan sepanjang kehidupan seorang individu itu terutama semasa tempoh pendidikan formal yang dilalui mereka.


KEPENTINGAN KEMAHIRAN PENGURUSAN MAKLUMAT DAN PEMBELAJARAN SEPANJANG HAYAT

Kepentingan pengurusan maklumat memang tidak dinafikan. Pada peringkat individu, ia boleh membantu individu merancang strategi untuk mendapatkan pengetahuan dan kemahiran untuk meningkatkan kerjaya mereka. Alam kerjaya adalah berbeza daripada alam universiti. Banyak kemahiran dan pengetahuan yang baru perlu dipelajari oleh setiap manusia. Justeru, kemahiran pengurusan maklumat amatlah penting untuk menguasai pelbagai kemahiran terkini. Pada peringkat organisasi, pengurusan pengetahuan juga dapat membantu organisasi dalam memperbaiki keberkesanan dan kecekapan, memperbaiki kedudukan pasaran, memperbaiki komunikasi antara pekerja, meningkatkan sinergi antara pekerja dan membolehkan pembelajaran menjadi lebih berkesan dan cekap (Beijerse 1999).
Pada abad ke-21 ini, perkembangan teknologi dan pelbagai perkara yang berkait rapat dengan kehidupan kita berlaku dengan amat pesat. Kita perlu sentiasa mengikuti perkembangan isu semasa bagi menghasilkan keputusan yang betul mengenai isu-isu yang penting sama ada berkaitan kerjaya, keluarga, masyarakat, atau Negara. Jadi, kemahiran pengurusan maklumat dan pembelajran sepanjang hayat amat relevan dalam aspek ini.
Menurut Zahiyah dan Abdul Razak (2010), PSH ialah satu proses pencarian ilmu pengetahuan samada untuk kepribadian  atau golongan profesional yang berlaku sepanjang masa, bersifat sukarela dan atas motivasi kendiri. PSH berupaya  mengembangkan potensi seseorang itu melalui proses pembelajaran berterusan yang dapat memotivasi dan membolehkan seseorang individu itu menguasai ilmu, menghayati nilai murni, dan memperluaskan pengalaman hidup supaya individu itu berupaya menangani pelbagai cabaran hidup dengan yakin serta kreatif.penguasaan PSH adlah sejajar dengan kehendak sosial dan ekonomi semasa yang mendorong individu supaya menjadi aktif demi kebaikan diri sendiri.


PENGURUSAN MAKLUMAT

Definisi dan Konsep Maklumat

Menurut beberapa kamus umum, maklumat ialah data, bahan dan pengetahuan. Selain itu, maklumat juga adalah data yang tersusun dalam satu struktur yang mempunyai makna.

Ciri-ciri Maklumat
1.       Relevan
2.       Boleh dipercayai
3.       Boleh difahami
4.       Lengkap
5.       Tepat
6.       Membantu mengurangkan ketidakpastian

Maklumat iaitu pengetahuan diperoleh menerusi proses mengetahui atau mengumpul maklumat yang akan mengembangkan kemampuan kita dalam berinteraksi dengan dunia sekeliling. Proses pengumpulan maklumat ini akan berterusan sepanjang hayat. Sepanjang kehidupan setiap individu akan mengalami pelbagai bentuk permasalahan yang membuatkan dirinya mempelajari sesuatu dan mendapat maklumat yang baru.

Konsep Literasi Maklumat

Literasi dari sudut bahasa bermaksud celik atau berpengetahuan. Dari segi istilah, literasi maklumat adalah keupayaan mencari dan menggunakan maklumat yang menjadi kunci pembelajaran sepanjang hayat (Byerly et al. 1999). Pelajar yang celik maklumat seharusnya bukan sekadar mampu mengakses sumber maklumat dengan cekap semasa proses pengumpulan maklumat, bahkan mampu menilai maklumat secara kritis dan menggunakan maklumat tersebut dengan tepat dan kreatif (Byerly et al. 1999).
Menurut Mackenzie (1997), dalam garis panduan mengenai literasi maklumat untuk Pembelajaran Sepanjang Hayat(PSH) yang telah disediakan ole Lau (2006), orang yang celik maklumat berkebolehan dalam :-
·         Menggali : berkeupayaan mengesan maklumat yang berkaitan, menyaring, menyisih, dan mimilih maklumat.
·         Mentafsir : berupaya untuk menterjemahkan data dan maklumat kepada pengetahuan, wawasan, dan kefahaman.
·         Mencipta idea-idea baru : berkeupayaan membangunkan wawasan-wawasan baru.

Literasi maklumat adalah satu “set kemahiran “ yang boleh dipelajari. Set kemahiran itu termasuk sikap tertentu terhadap pembelajaran itu sendiri, penggunaan alatan, seperti tutorial dalam talian ; penggunaan teknik,seperti bekerja dalam kumpulan; dan penggunaan kaedah,seperti pergantungan kepada mentor; pembimbing ; dan omsbudman (Lau 2006).




Tiga komponen asas sebagai piawaian literasi maklumat
1.       Akses
2.       Penilaian
3.       Penggunaan maklumat

Akses : Pengguna berkebolehan mengakses maklumat dengan cekap dan berkesan

·         Definisi dan Pernyataan Keperluan Maklumat
i)        Kebolehan untuk mendefinisi atau mengenal pasti keperluan maklumat.
ii)       Kebolehan untuk memutuskan untuk berbuat sesuatu bagi mencari maklumat.
iii)     Kebolehan untuk menyatakan dan mendefinisi keperluan maklumat
iv)     Kebolehan untuk memulakan proses pencarian.

·         Pengesanan maklumat
i)        Kebolehan untuk mengenal pasti dan menilai sumber-sumber maklumat berpotensi.
ii)       Kebolehan untuk menghasilkan strategi pencarian.
iii)     Kebolehan untuk mengakses sumber-sumber maklumat terpilih.
iv)     Kebolehan untuk memilih dan mendapatkan semula maklumat yang dikesan.

Penilaian : Pengguna menilai maklumat dengan cekap dan kritis.

·         Pentaksiran maklumat
i)        Kebolehan untuk menganalisis, memeriksa, dan mengekstrak maklumat.
ii)       Kebolehan untuk membuat tanggapan umum dan mentafsir maklumat.
iii)     Kebolehan untuk memilih dan mensintesis maklumat
iv)     Kebolehan untuk menilai ketepatan dan kerelevanan maklumat yang didapatkan semula.

·         Penyusunan maklumat
i)        Kebolehan untuk menyusun dan mengkategorikan maklumat.
ii)       Kebolehan untuk mengelompokkan dan menyusun maklumat yang telah diperoleh.
iii)     Kebolehan untuk menentukan maklumat mana yang terbaik dan paling berguna.

Penggunaan : Pengguna berupaya mengaplikasikan / menggunakan maklumat dengan tepat dan kreatif

·         Penggunaan maklumat
i)        Kebolehan untuk mencari cara-cara baru untuk berkomunikasi,mempersembah dan menggunakan maklumat.
ii)       Kebolehan untuk menggunakan maklumat.
iii)     Kebolehan untuk mempelajari atau mendalami maklumat.
iv)     Kebolehan untuk memperssembahkan produk.

·         Komunikasi dan penggunaan beretika maklumat
                                I.            Kebolehan untuk memahami penggunaan beretika maklumat.
                              II.            Kebolehan untuk menghormati perundangan berkaitan penggunaan maklumat.
                            III.            Kebolehan untuk memperkatakan tentang produk pembelajaran.



PEMBELAJARAN SEPANJANG HAYAT

Konsep

Proses pembelajaran manusia bermula melalui persekitaran keluarga. Pembelajaran sepanjang hayat ialah pencarian ilmu pengetahuan untuk peribadi atau profesion yang dilakukan sepanjang masa, sukarela, dan atas motivasi sendiri. Ia juga pembangunan potensi manusia melalui proses pembelajaran berterusan yang memotivasi dan mengupayakan individu menguasai ilmu, menghayati nilai murni yang diperlukan sepanjang hayat dan meluasi pengalaman hidup supaya individu mengambil tanggungjawab dalam berbagai peranan dan keadaan dengan yakin serta kreatif menghadapi segala cabaran hidup. Ini bermakna seseorang akan menghadapi perubahan dalam peringkat kehidupan maka keperluan belajar akan menjadi penting tetapi jenis maklumat, ilmu dan fokusnya adalah berbeza pada setiap peringkat. PSH selari dengan kehendak sosial dan ekonomi sezaman yang memaksa individu menjadi aktif untuk kebaikan diri sendiri. PSH adalah proses sepanjang hayat yang terdiri daripada latihan, pembangunan diri dan pembelajaran.

PSH dilaksanakan dalam beberapa konsep dan konteks berikut iaitu :

  • Home schooling yang berkonsep tidak formal dan dijalankan di rumah.
  • Pendidikan dewasa yang berkonsep formal untuk mendapatkan kemahiran dan sijil yang diperlukan untuk memulakan kerjaya.
  • Pendidikan lanjutan yang berkonsep formal dan dijalankan di institusi pengajian tinggi.
  • Latihan dalam perkhidmatan yang berkonsep formal atau tidak formal untuk meningkatkan profesionalisme dan kemahiran melalu bengkel atau kursus yang dianjurkan oleh organisasi.
  • Pembelajaran maya yang berkonsep formal dan tidak formal berasakan pembelajaran kendiri menggunakan alat multimedia dan sumber dalam talian.



RUMUSAN

Kemahiran pengurusan maklumat dan pembelajaran sepanjang hayat adalah saling berkait antara satu sama lain. Kebolehan individu menggarap pengetahuan dari masa ke semasa dengan kebijaksanaan menguasai pelbagai kaedah dan teknik komunikasi yang mudah dan mampu menganalisi segala maklumat yang datang, serta berkebolehan mencerakinkan pada tempatnya yang wajar membuktikan potensi sebagai insan kian terserlah. Insan sebagai khalifah ALLAH SWT sebenar menggunakan maklumat bukan untuk dicemarkan hubungan sesama manusia dan melakukan fitnah serta mengaibkan manusia, tetapi sebaliknya mengharmonikan suasana dan menjelaskan realiti kebenaran sebagai seorang insan yang bermaruah dan bertanggungjawab untuk mewujudkan kebaikan dan kesejahteraan bersama di dunia dan selanjutnya di akhirat.
BAb 3 Kepimpinan dan Kerja Berpasukan

Objektif Pembelajaran:

1. Memberi kefahaman mengenai konsep dan faktor kepimpinan
2. Menjejaskan fungsi utama kepimpinan dan kemahiran yang diperlukan untuk meningkatkan keberkesan
3. Membolehkan pelajar menganalisis prinsip-prinsip kepimpinan berdasarkan kes rujukan
4. Membolehkan pelajar mengaplikasi kemahiran kepimpinan dalam menangani masalah
5. menjelaskan konsep kerja berpasukan
6. Membolehkan pelajar mengenalpasti kekuatan dan kelebihan kerja berpasukan
7. Menjejaskan ciri kerja berpasukan yang berjaya



Pengenalan 
Kepimpinan berlaku apabila seseorang itu mendorong, memujuk, dan mempengaruhi orang lain untuk berusaha ke arah pencapajan sesuatu objektif tertentu.


DEFINISI KEPIMPINAN

Pada amnya, kepimpinan didefinisikan sebagai seni atau proses mempengaruhi kegiatan manusia yang berkaitan dengan tugas mereka, supaya mereka rela bergiat dan berusaha ke arah pencapaian sasaran organisasi. Para pemimpin tidak menekan atau mencucuk suatu kumpulan dan membelakanginya sebaliknya mereka meletakkan diri di hadapan kumpulan itu sambil memajukan dan mengilhamkan ahli-ahli kumpulan itu untuk mencapai sasaran organisasi.
Kepimpinan dalam Islam.
Menurut perspektif Islam, kepimpinan merupakan sesuatu amanah yang wajib dilaksanakan
dengan sebaik-baiknya, manakala pemimpin pula adalah bertanggungjawab dalam mengurus,
mentadbir dan menjaga apa yang diamanahkan kepadanya. Antara yang perlu dijaga oleh
seseorang pemimpin ialah menjaga dirinya daripada melakukan perbuatan mungkar dan
menunaikan kewajipan syarak dan tugas-tugas yang dipikulkan kepadanya dengan baik dan
adil. Aspek kepimpinan diberi perhatian penting sehingga Rasulullah s.a.w. menganjurkan agar dilantik seorang pemimpin walaupun dalam kumpulan yang kecil sepertimana sabda Baginda yang bermaksud: ‘Apabila tiga orang keluar bermusafir, maka hendaklah dilantik seorang daripadanya.
 
10 sifat yang perlu ada untuk menjadi pemimpin yang sempurna:
  1. Yakin.
  2. Mengamalkan Shura.
  3. Berpengetahuan.
  4. Petah.
  5. Adil.
  6. Sabar.
  7. Berdaya Usaha.
  8. Lemah-lembut tapi tegas.
  9. Rela berkorban
  10. Rendah diri dan takut kepada Allah S.W.T (Taqwa)


Teori Kepimpinan:

Teori Tret oleh ilmuan islam.















Teori Tingkah Laku


















Teori Kontigensi
Teori kontigensi adalah teori pengurusan menerangkan banyak pengurusan kontemporari teori yang telah mula digunakan secara meluas sejak tahun 1970-an. Terutamanya X dan Y, teori-teori. Daripada tahun 1960-an. Asas untuk ia teori kontingensi Fiedler, ia menggabungkan idea-idea mengenai ketidaktentuan dalam persekitaran dan faktor-faktor luaran yang mempengaruhi kerja dengan konteks khusus ciri-ciri kepimpinan dan proses membuat keputusan.



















Teori Kontemporari

Kepimpinan Transformasi


1. Menonjolkan tret karisma (Kebolehan meningkatkan rasa bangga,
    yakin, hormat di kalangan pengikut)
2. Melaksanakan pertimbangan secara individu (memberi perhatian
    secara peribadi kepada keperluan setiap pengikut)
3. Merangsang intelektual pengikut (menggalakkan pengikut berfikir
    kaedah kerja/menyelesaikan masalah/membuat keputusan
4. Menyunting inspirasi motivasi supaya mampu bekerja secara
     berpasukan
 Kepimpinan Transaksi
1. Memberi ganjaran mengikut usaha / prestasi pengikut
2. Mengurus secara kekecualian iaitu mengelak memperbaiki
    kaedah/persekitaran kerja selagi ukuran kerja sedia ada dipenuhi oleh
   pengikut.

Kualiti seorang pemimpin yang berjaya.

  1. Sihat                         
  2. Minat dan dedikasi.
  3. Sikap sosial.
  4. Taat setia.
  5. Pintar.
  6. Daya usaha.
  7. Berani.
  8. Jujur.
  9. Disiplin
  10. Tegas dan Fleksibel
  11. Yakin.

Kepimpinan yang efektif ialah suatu prosesuntuk menciptakan wawasan, mengembangkan suatu strategi, membangun kerjasama dan mendorong tindakan. Pemimpin yang efektif :

1. Menciptakan wawasan untuk masa depan dengan mempertimbangkan kepentingan jangka panjang kelompok yang terlibat.

2. Mengembangkan strategi yang rasional untuk menuju ke arah wawasan tersebut.
3. Memperoleh dukungan dari pusat kekuasaan yang bekerjasama, persetujuan, kerelaan atau kelompok kerjanya diperlukan untuk menghasilkan pergerakan itu.
4. Memberi motivasi yang kuat kepada kelompok inti yang tindakannya merupakan penentu untuk melaksanakan strategi

VIDEO KEPIMPINAN SULTAN MUHAMAD AL-FATEH



Kerja Berpasukan


Secara ringkasnya kerja berpasukan merujuk kepada pekerja yang bekerja dalam satu kumpulan yang sering bekerjasama dan menjalankan tugas secara berganding bahu bagi mencapai matlamat pasukan. Sebuah pasukan terdiri daripada gabungan sebilangan individu yang mempunyai kompetensi yang saling bergantung iaitu dari segi keupayaan, kepakaran, kemahiran dan pengatahuan serta mempunyai akauntabiliti dan komitmen terhadap prestasi pasukan serta bersedia melaksanakan tugasan secara bersama.


Ciri-ciri sebuah pasukan adalah:



Melalui kerja berpasukan, organisasi dapat meningkatkan hasil tanpa meningkatkan sumber kerana kerja berpasukan melibatkan gabungan usaha, pengatahuan, kemahiran dan kebolehan yang dapat menghasilkan prestasi kerja yang lebih tinggi berbanding jika dilakukan secara bersendirian. Lapan nilai2 utama yang menjasi pra syarat kepada perlaksanaan kerja secara berpasukan iaitu:

  1. Matlamat sama
  2. Tanggungjawab bersama
  3. Saling percaya mempercayai
  4. Berkongsi idea
  5. Saling bantu membantu
  6. Bertolak ansur
  7. Musyawarah
  8. Kerjasama


Perbezaaan antara kerja berkumpulan dan kerja berpasukan.

Kerja dalam kumpulan belum tentu membawa maksud kerja sepasukan. Terdapat banyak jenis kerja yang dilakukan oleh individu dalam kumpulan tetapi ia belum menjadi kepada contoh kepada kerja berpasukan kerana:

“Kerja berkumpulan menumpukan kepada kerja masing2 tetapi secara beramai-ramai setiap orang telah ditetapkan kerja yang mesti di siapkan. Malah seseorang dalam kumpulan hanya menerima arahan daripada ketua serta tidak terlibat di dalam menentukan sebarang keputusan atau tindakan”

Tambahan lagi, kerja berpasukan dapat menerima anggota pasukan yang berlainan latar belakang dan menganggap anggota yang berbeza sebagai “sebahagian daripada kita” tetapi kerja berkumpulan, biasanya anggota terdiri daripada mereka yang mempunyai persamaan dari segi cara berfikir dan latara belakang dan menganggap orang lain berbeza sebagai “bukan daripada kita“.


Bekerjasama: Kerja berpasukan ialah kerja bersama atau lebih dikenali sebagai kerjasama. Masing-masing saling bantu membantu. Ini bertepatan dengan budaya masyarakat Melayu, tetapi masih agak asing dalam amalan pengurusan Melayu. Kita ada pepatah yang popular; ‘Yang berat sama di pikul, yang ringan sama dijinjing’ dan sepatutnya ‘pikulan dan jinjingan’ itu diadaptasikan ke dalam budaya kerja berpasukan.

2. Keputusan dan penyelesaian: Kerja berpasukan dapat mengurangkan beban membuat keputusan dan penyelesaian. Jika saudara seorang majikan, saudara dapat mengurangkan jumlah keputusan yang terpaksa saudara buat, dengan memberikan sebahagian autoriti itu kepada pasukan bawahan saudara. Jika saudara seorang ahli pasukan, saudara juga dapat mengurangkan beban membuat keputusan; kerana dalam kerja berpasukan, keputusan dibuat secara persepakatan, bukan individu.

3. Sumber manusia yang lebih produktif: Dengan kerja secara berpasukan, organisasi seolah-olah mendapat kekuatan yang baru. Pertama, semangat, fokus, dan produktiviti ahli meningkat. Mereka tidak berasa keseorangan dan rasa kebersamaan. Selain daripada itu, ‘pasukan’ itu sendiri menjadi satu sumber manusia yang tersendiri. Pasukan boleh dianggap sebagai suatu entiti yang mempunyai kelebihan dan produktiviti sendiri. Contohnya, tugasan membuat keputusan dan penyelesaian masalah yang kompleks tidak boleh dikendalikan oleh seorang ahli, tetapi ia boleh disempurnakan oleh sebuah pasukan. Begitu juga dengan tugas-tugas yang lain. Dalam keadaan sebegini, memiliki pasukan itu sendiri seolah-olah memiliki satu lagi ‘sumber manusia’ yang berkebolehan, cekap dan berkesan.

4. Komitmen: Dengan membina pasukan yang baik, bermakna saudara juga membina komitmen yang baik. Jika saudara berada dalam sebuah pasukan yang bersemangat dan cekap, sudah pasti saudara juga cekap dan bersemangat; begitu juga sebaliknya. Oleh itu, menjadi tugas induk membina sebuah pasukan yang mempunyai ciri-ciri yang terbaik, yang bersesuaian dengan tugas dan matlamat yang hendak dicapai.

5. Komunikasi: Dalam sesebuah pasukan, komunikasi adalah penting. Seseorang ketua pasukan mestilah sentiasa berusaha mewujudkan sistem dan budaya komunikasi yang tulus dan terbuka. Dia juga mesti memberi pendorong kepada mereka yang memendam akan lebih meluahkan apa yang terbuku. Ahli-ahli pasukan perlu sentiasa memastikan rakan-rakan sepasukan dapat menyampaikan maklumat dan mesej yang diperlukan. Dengan itu, organisasi tidak perlu bersusah payah untuk mendapatkan pandangan dan respons daripada pasukan berbanding dengan individu.

6. Kualiti: Ini adalah satu lagi produk kerja berpasukan iaitu kualiti. Saudara harus faham, pasukan terdiri daripada pelbagai individu yang mempunyai pelbagai latar belakang dan kemahiran. Masing-masing ada kelebihan dan kekurangan. Dengan bekerja dalam satu pasukan, kekuatan ini akan bergabung dan mengeluarkan hasil yang cukup menakjubkan. Ia seperti batu-bata yang kecil; apabila ia bergabung, boleh membina sebuah tembok yang tinggi dan kukuh!

7. Semangat dan motivasi: Apabila kita bekerja bersama-sama dengan rakan yang lain, saudara akan berasa lebih bersemangat dan berdaya tahan. Apabila saudara melihat kesukaran dan kesusahan yang turut dihadapi oleh rakan sepasukan, semangat saudara kembali bersinar dan saudara berterusan menghadapi masalah dengan yakin. Contohnya seperti kisah para sahabat Nabi Muhammad dalam peperangan, bagaimana mereka mempunyai semangat dan daya juang yang tinggi, apatah lagi apabila melihat para pejuang yang lain syahid di hujung pedang. Inilah antara yang menjadi pendorong kepada kekuatan tentera Islam dalam sejarahnya yang gemilang.

8. Mengurangkan tenaga serta kakitangan: Apabila produktiviti meningkat, maka dengan sendiri tenaga kakitangan dapat dioptimumkan. Hasilnya, organisasi akan dapat mengurangkan kos, dan menumpukan kepada proses pembangunan dan pengembangan organisasi untuk melangkah lebih jauh.

9. Kepuasan bekerja: Bekerja secara berseorangan boleh mengakibatkan kebosanan dan jemu. Dengan menghayati kerja berpasukan dengan baik, saudara akan berasa lebih puas dan gembira menjalankan tuga


Bab 1 Kemahiran Komunikasi Bab 2 : Pemikiran Kritis

Bab 1 Kemahiran Komunikasi

Definisi dan Konsep Komunikasi
Komunikasi boleh ditakrifkan sebagai pemindahan maklumat dan makna daripada satu pihak(penghantar) kepada pihak yang lain (penerima). Proses komunikasi melibatkan 5 langkah. Iaitu:




Model-model Komunikasi
v  Komunikasi Linear
-          Merupakan satu komunikasi satu hala iaitu pengirim menghantar mesej kepada penerima.
-          Penerima tidak memberi maklumbalas.
-          Bising dan gangguan boleh menggnggu komunikasi ini.

v  Komunikasi Interaksional
-          Komunikasi dua hala antara penghantar dan penerima mesej.
-          Maklumbalas berlaku melalui bentuk verbal dan bukan verbal
-          Pengirim dan penerima bergilir untuk menghantar mesej.

v  Komunikasi Transaksional
-          Merupakan komunikasi secara berterusan diantara pengirim dan penerima mesej.
-          Pengirim dan penerima berkomunikasi secara serentak.                                               


Kepentingan Kemahiran Komunikasi

Kemahiran berkomunikasi perlu dikuasai bagi memudahkan seseorang mendapat kawan dan diterima
dalam masyarakat. Walaubagaimanapun kita perlu mengetahui latar belakang dan konteks sesuatu situasi
dan keadaan sebelum melakukan komunikasi. Ini adalah penting untuk mendapat satu komunikasi yang
berkesan.

    1.  Hubungan Insan (Kemasyarakatan)
  • Perbezaan budaya sering menjadi faktor penghalang untuk melakukan komunikasi jika terdapatdua orang yang berasal dari latar belakang budaya yang berbeza.
  • Pemahaman dan kaji selidik berkaitan budaya dan adat resam sesuatu bangsa atau kaum memudahkan kita untuk berkomunikasi dengan betul.
  • Pemahan psikologi iaitu pengatahuan tentang pemikiran, perasaan dan tingkah laku adalah penting selain kemahiran berkomunikasi didalam hubungan insan. 
    1. 2. Akademik
  • Amat penting bagi seseorang mahasiswa untuk berhubung dengan para pensyarah khususnya untuk menyiapakn tugasan kursus (exciment). Ianya meliputi penguasaan dalam penulisan dan juga lisan.
  • Contoh :
  1. Mahasiswa tidak boleh menggunakan bahasa rojak dan bahasa slanga apabila berkomunikasi dengan pensyarah atau menggunakan khidmat pesanan ringkas(SMS) untuk menghubungi pensyarah.
  2. Mahasiswa perlu mengusai teknik  penulisan akademik, penulisan saintifik atau penulisan ilmiah untuk menyiapkan laporan dan esei bagi menghasilkan kerja yang berkualiti untuk diserahkan kepada pensyarah.
  3. Tugasan secara individu memaparkan kebolehan bekerja sendirian dan tugasan berkumpulan melatih mereka berkomunikasi dengan orang lain, bersabar, bersifat kepimpinan dengan ahli kumpulan.
          3. Kerjaya
  • Perlu pandai mencari peluang kerjaya berdasarkan bidang pengajian, kelulusan dan kebolehan diri sendir.
  • Mencari peluang kerjaya melalui pelbagai sumber seperti suratkhabar, internet  dan sebagainya.
  • Menghasilkan  sebuah  “curriculum vitae” atau resume yang bagus  seperti maklumat peribadi, kemahiran sampingan dan latar belakang kelayakkan akademik. Mahir berkomunikasi semasa ditemuduga seperti menjawab soalan yang ditanya dengan tenang dan mengikut kehendak soalan. Menguasai bahasa lain terutamanya bahasa inggeris.
  • Apabila telah bekerja, perlu mengusai kemahiran berkomunikasi di alam maya. Mahir mencari maklumat (google and yahoo), penggunaan laman social (facebook, twitter) dan lain-lain.
  • Beretika ketika melakukan komunikasi terutamanya didalam penulisan  seperti memfitnah, menghina dan meniru kerja orang lain.
Komponen Komunikasi


Jenis-jenis Komunikasi


KOMUNIKASI BUKAN VERBAL
  • Komunikasi ini sering berlaku secara serentak dengan komunikasi lisan. Terdapat beberapa aspek komunikasi bukan verbal dan pengaruhnya meliputi hal-hal seperti berikut :

Ekspresi Wajah :
Boleh membantu komunikasi lebih berkesan. Ianya mencerminkan perasan dan emosi seseorang.

Pandangan mata :
Merupakan isyarat ilmiah. Dengan adanya pandangan mata semasa berkomunikasi, dapat menunjukkan kita menghargai dan focus dengan perbualan tersebut.

Sentuhan :
Mesej seperti perhatian, sokongan emosi, kasih saying atau simpati dapat ditonjolkan melalui sentuhan


Gaya Tubuh dan Gaya Berjalan :
Cara seseorang berjalan, duduk, berdiri dan bergerak memperlihatkan ekspresi diri. Posisi tubuh dan gaya berjalan mencerminkan emosi, konsep diri dan tahap kesihatan seseorang.


Gerak isyarat :
Seperti menggerakkan tangan dan mengetuk-ngetuk kaki ketika berbicara.


Proksemik :
Berkaitan penggunaan ruang. Jarak berkomunikasi menggambarkan tahap keakraban diantara komunikator.


Artifak :
Bentuk komunikasi melalui penggunaan pakaian, wangi-wangian, alat solek dan lain-lain

Komunikasi Bertulis :
Aktiviti merakan idea, pandangan atau pendapat dalam bentuk lambing-lambang bertulis atau grafik. Bertujuan untuk menyalurkan mesej, berhubung atau berkongsi maklumat. Ianya kekal dan boleh disimpan untuk kegunaan masa hadapan.


Bentuk-bentuk Komunikasi

  •     Intrapersonal

  •     Interpersonal

  •     Komunikasi Berkumpulan
Melibatkan kelompok sehingga 25 orang malah lebih lagi didalam suatu kumpulan besar. Ianya melibatkan beberapa proses seperti perundingan, pembahagian tugas, berkongsi maklumat dan menyelesaikan masalah.


  •     Komunikasi Organisasi
Rumit kerana melibatkan jumlah ahli yang sangat besar dan memerlukan protokol yang tertentu.
        Arah aliran komunikasi :

  •     Komunikasi Awam
- Melibatkan seorang komunikator dengan sejumlah pendengar(khalayak)
- Bentuk-bentuk Pengucapan Awam
        Bersifat Informatif :
        Khalayak didedahkan dengan maklumat semasa atau kemahiran baharu. Pengucapan 
        awam  berbentuk ini biasanya berlaku di kampus universiti, ceramah agama di masjid, 
        kempen keselamatan dan bengkel  kemahiran.
        Bersifat Persuasif  :
        Bertujuan untuk mempengaruhi dan mengubah sikap khalayak. Pengucapan ini biasanya 
        di dalam ceramah parti politik atau kempen untuk mempromosi barangan oleh sesebuah syarikat.

 - Jenis-jenis Pengucapan Awam
        Spontan
        Tanpa pesediaan. Mudah dibuat oleh pemidato yang berpengalaman dan sebaliknya
        Ekstemporan
        Nampak seperti ucapan spontan tetapi sebenarnya pengucap telah bersedia lebih awal 
        dengan kandungan ucapan dan sebagainya. Nota ringkas sebagai rujukan atau mempunyai 
        daya ingatan yang tinggi semasa menyampaikan ucapan.
        Manuskrip
        Ucapan dibuat melalui pembacaan manuskrip. Kadeah ini biasanya digunakan oleh orang  
        kenamaan  seperti Perdana Menteri, Sultan dan sebagainya.
        Hafalan
        Biasanya ucapan sebegini ringkas bertujuan untuk melayan khalayak. Ianya lebih
        bersifat pengacaraan seperti pada majlis hari jadi dan perpisahan.

  •     Komunikasi Silang Budaya
- Komunikasi yang melibatkan individu daripada lata belakang budaya yang pelbagai
- Halangan yang biasa berlaku


  •     Komunikasi Berasaskan Teknologi


Penggunaan Laras Bahasa
Merupakan penggunaan variasi bahasa mengikut bidang-bidang yang tertentu, berdasarkan konteks 
dan situasi. Ianya berubah mengikut situasi, peserta dan tujuan komunikasi.
  •     Jenis-jenis Laras Bahasa
1. Biasa/umum
     Tidak menggunakan bahasa yang formal atau istilah khusus kerana tidak berkaitan dengan bidang ilmiah. Mudah difahami dan tiada istilah teknikal. Ayat digunakan pendek, ringkas dan tidak mengikut tatabahasa.
2. Ilmiah
   Merangkumi bidang ilmu seperti sains, teknologi, matematik dan lain-lain. Ianya bersifat formal, menggunakan istilah dan format mengikut bidang yang dipelajari.
    Contoh : Simbol-simbol khusus dalam pengiraan dalam bidang matematik.Istilah sains dan bahasa teknikal di dalam bidang sains.
3. Agama
     Banyak mengandungi istilah agama kerana banyak melibatkan  wacana agama. Contohnya 
    laras bahasa dalam teks kudus, laras agama perlu digunakan seperti bahasa Arab dalam Al-Quran tidak sama dengan laras bahasa Arab umum.
4. Undang-undang
     Penggunaan istilah-istilah perundangan biasanya dipinjam dari bahasa latin dan inggeris 
     seperti defendan, plantif, prosiding, melafide dan lain-lain.
5. Sastera
     Berbentuk puitis, dramatik, naratif dan deskriptif. Mengandungi mesej tersirat seperti kiasan, 
     peribahasa, personafikasi, metafora atau perlambangan. Kadang kala turut tidak mengikut 
     peraturan tatabahasa.

Halangan Di dalam Komunikasi
Merupakan perkara-perkara yang  menyebabkan komunikasi yang kurang berkesan, mesej 
gagal disampaikan dan salah faham seterusnya menggagalkan komunikasi.

Halangan Persekitaran
Bunyi bising, panas, jarak, suasana yang tidak selesa, tidak selamat dan tegang 

Halangan Sikap Penghantar
Penghanta bersikap negative seperti agresif, mengancam, mengarah, tidak mendengar pendapat orang lain dan hanya merasakan pendapat dia sahaja yang betul.

Halangan Sikap Penerima
Sikap negative penerima seperti tidak memberi perhatian, membuat mimik muka yang tidak elok dan tidak mendengar dengan baik.

Halangan Bahasa
Penggunaan dialek yang berbeza ketika komunikasi, bahasa kasar, sebutan kurang jelas dan nada percakapan yang tidak sesuai.

Halangan Maklumat Kurang Tepat dan Jelas
Penggunaan bahasa singkatan, symbol “emotion” dan silap menghantar email

Aspek Keberkesanan Berkomunikasi
Komunikasi berkesan mampu merangsang dan memupuk hubungan yang baik antara satu 
sama lain, membantu mencapai kejayaan dalam akademik dan kerjaya.



BAB 2

Berfikir merupakan satu proses mental yang memerlukan interaksi antara pengetahuan, kemahiran dan sikap bagi membolehkan individu memahami dan mencorakkan alam sekelilingnya. Seseorang yang berfikir secara kritis sentiasa menilai sesuatu idea dengan sistematik sebelum menerimanya. Perkataan kritis adalah berasal dari satu perkataan Inggeris iaitu ‘ critic ’. Kata dasar ‘kritis’ merupakan perkataan Greek ‘kriths’ (kritikos) yang membawa erti menimbang (judge). Menimbang pula bermaksud menilai, membezakan, mencetuskan dan menyoal samada sesuatu itu benar atau salah. Kritis tidak membawa maksud yang negatif seperti ‘mengkritik’, ‘menghentam’, ‘mengomen’, ‘mengecam’, dan ‘membangkang’. Sebaliknya, ia adalah sifat semulajadi manusia untuk mencari kesilapan yang dilakukan oleh orang lain. Apabila kita berfikir secara kritis ia dapat membantu mencari kesilapan, kesalahan dan kelemahan pada cara-cara berfikir seseorang atau pada idea atau cadangan yang dikemukakan.

Pemikiran kritis merupakan sejenis pemikiran yang bersifat terbuka dalam menerima sesuatu idea atau pendapat dan berupaya untuk cuba mempertimbangkan idea itu semula dengan menganalisa semula ia secara kritis dan mengambil kira pelbagai sudut dan aspek. Pemikiran kritis turut memungkinkan pencernaan beberapa idea dan konsep baru yang lebih sempurna daripada pandangan atau idea yang diterima sebelumnya. Kemahiran berfikir secara kritis adalah kemahiran berfikir untuk membuat penilaian tentang sesuatu data atau maklumat. Pemikir memerlukan kemahiran untuk membuat analisis data atau maklumat yang hendak dikritisnya dengan cara:

-  membanding
-  membeza
-  menyusun atur
-  mengkelas
-  mengenal pasti sebab dan akibatnya.

Pemikiran kritis juga mampu membolehkan individu untuk menganalisa hujah yang diterimanya tidak kira sama ada hujah yang kuat atau hujah yang lemah dan teori yang berguna akan diguna pakai manakala teori yang lemah akan disangkal oleh pemikir yang berfikir secara kritis. Malahan, kita akan berupaya untuk berhujah dengan berkesan berdasarkan idea-idea yang bernas yang telah diperolehi. Hakikatnya pemikiran ini mampu membuatkan kita berhujah dengan baik serta menganalisa hujah dengan baik dan lengkap. Pemikiran kritis menjadikan kita lebih kritis dan peka serta cekap dalam mengkaji sesebuah hujah mahupun penyataan yang dikeluarkan secara pengucapan atau pun penulisan. Ia dapat menyedarkan kita bahawa sesebuah penyataan itu adalah betul ataupun salah. Selain itu pemikiran kritis juga mampu membuka minda kita agar lebih menerima berbanding terus menolaknya tanpa berfikir terlebih dahulu. Kita akan lebih berkeyakinan dalam menangani permasalahan serta jelas dalam melihat keadaan sesuatu fenomena yang berlaku disekeliling kita. Secara kesimpulannya, pemikiran kritis adalah sebuah kemahiran hidup yang amat penting. Ia pada dasarnya mampu membantu kita dalam berhujah secara berkesan, menganalisa hujah secara kritis dan lengkap dan memungkinkan kita untuk berfikir positif dan inovatif serta terbuka “ open mind

Kesimpulannya kritis membawa maksud kebolehan seseorang untuk membantu dan membaiki idea-idea orang supaya ia boleh diterima atau ditolak sekiranya idea tidak benar atau tidak ada kepastian samaada hendak menerimanya atau tidak disebab kerana tidak cukup maklumat untuk menerima atau menolak. Kritis juga bererti keupayaan untuk menganalisa apa yang diperkatakan, menilainya dengan teliti, mencari bukti tentang kebenaran tentang sesuatu perkara, menyusun atur semua maklumat dengan tepat. Tujuannya untuk mengelakkan dari membuat kesilapan cara berfikir, meneliti dan menyoal perkara-perkara yang tidak munasabah serta membuat keputusan dan perancangan berdasarkan maklumat yang ada. Selain itu ia juga bertujuan untuk mencari kefahaman-kefahaman baru. Kritis dapat ditentukan samaada sesuatu kenyataan itu betul atau salah. Bagaimana pun, kritikan hanya boleh dibuat untuk membaiki idea-idea yang ada dengan mencari kelemahan yang terdapat pada idea tersebut.


Jenis-jenis pemikiran kritis

Pemikiran kritis terbahagi kepada dua kategori iaitu:

a) Pemikiran kritis rendah
Kategori ini melibatkan proses kognitif yang sederhana . Antara kemahiran-kemahiran kritis tahap ini ialah membanding dan membezakan, membuat kategori, membuat sequens atau urutan, meneliti bahagian-bahagian kecil serta keseluruhan dan menerangkan sebabnya.

b) Pemikiran kritis tinggi
Ia melibatkan proses kognitif dan metakognitif . Pemikiran tahap ini juga menggunakan kemahiran metakognitif menerusi daya taakulan. Di antara kemahiran pada tahap ini ialah membuat ramalan, usul periksa andaian, membuat inferensi, mengesahkan sumber maklumat, membuat generalisasi dan mencari sebab serta membuat kesimpulan.

Stail pemikiran kritis

a) Stail pragmatik

Stail ini mementingkan keadaan sebenar dan mengutamakan apa yang praktikal dan perkara yang boleh dilakukan dengan memberi keutamaan kepada maklumat dan fakta dalam membuat penilaian. Antara sifat-sifatnya ialah:

- mengutamakan apa yang boleh dibuat
- mementingkan keadaan dan situasi
- memikirkan apa yang patut dilakukan
- melihat dari pelbagai aspek
- melihat keuntungan jangka pendek

b) Stail negative

Berfungsi menerbitkan penilaian dan keputusan. Ia memberi fokus kepada kesan-kesan aspek negatif dan membolehkan seseorang itu melihat kesan dan risiko diatas apa yang berlaku. Antara sifat-sifatnya ialah:

- mengemukakan alasan negatif
- menduga penolakan
- mencari alasan mengapa sesuatu itu gagal
- mengemukakan masalah dan risiko

c) Stail analitikal

Stail ini bertujuan untuk menghurai dan meneliti sesuatu perkara dengan teliti. Ia baik untuk menghasilkan pelbagai analisis, huraian dan kritikan. Antara ciri-cirinya ialah:

- mencari fakta dan maklumat secukupnya bekenaan topik yang difikirkan.
- mendefinisikan pekara-pekara dan masalah yang akan dikupas secara terperinci
- mencari beberapa jalan untuk menyelesaikan masalah yang difikirkan
- menilai baik buruk jalan yang difikirkan berdasarkan logik
- membuat keputusan untuk memilih satu jalan yang difikirkan baik
- memikirkan cara untuk melaksanakan keputusan itu

d) Stail objektif

Ia amat mementingkan fakta dan maklumat dan tidak mengandungi unsur-unsur emosi atau sensasi. Ciri-cirinya:

- mengemukakan fakta yang ada tanpa menyebelahi mana-mana pihak
- tidak membuat tafsiran terhadap fakta-fakta yang ada
- membezakan fakta daripada pendapat
- membezakan fakta daripada kemungkinan
- membezakan fakta dari keyakinan

e) Stail saintifik

Mengutamakan prosedur dalam membuat sesuatu andaian dan spekulasi. Ia juga berasaskan tahap ilmiah yang sesuai dan relevan. Ciri-ciri pemikiran kritis stail ini ialah:

- mencari kebenaran sains melalui pengutipan data dan menganalisanya
- tindakan berperingkat dan tersusun
- membentuk hipotesis tentang sesuatu fenomena
- memperteguh dan mempertahankan hipotesis

f) Stail historis

Bertujuan untuk mencari sebab-sebab dan akibat sesuatu peristiwa dan kejadian. Lazimnya pemikiran jenis ini menggunakan peristiwa, isu dan kejadian masa lalu. Segala data dan maklumat bersifat fizikal dan bukan fizikal akan dianalisa dan hasilnya akan diterjemahkan untuk menerangkan peristiwa yang berlaku. Antara ciri-cirinya:

- mencari, mempersembahkan maklumat dan data yang telah lalu
- membuat hipotesis kejadian masa lalu
- mencari sebab dan akibat sesuatu kejadian
- membuat penilaian

g) Stail reaktif

Bermula apabila sesuatu isu atau perkara itu telah berlaku dan yang pasti perkara itu bukan berabad-abad lamanya. Ciri-ciri yang penting dalam pemikiran ini ialah:

- bertindak atau berfikir setelah terdedah dengan sesuatu ransangan
- mencari kelemahan dan kekurangan yang ada
- mengkaji dan meneliti setiap aspek atau bahagian
- mencari ruang untuk mempertikai sesuatu

h) Stail sistematik

Bermula daripada tahap yang mudah kepada tahap yang sukar dari awal hingga akhir. Ciri-cirinya:
- bertindak mengikut tahap yang sesuai
- mengikut panduan dan kriteria yang telah ditetapkan
- berasaskan fakta dan maklumat
- mengambil kira risiko dan kesan jangka masa (pendek dan panjang)


Pemikiran Kreatif

Pemikiran kreatif mempunyai definisi yang berbeza dengan pemikiran kritis. Ini kerana kreativiti merupakan sifat-sifat Allah yang berkaitan dengan daya ciptanya dalam mencipta manusia dan alam ini. Kreativiti bukanlah sesuatu yang baru. Cuma ia semakin berkembang dari segi budaya, serta bidang kehidupan lain seperti ekonomi dan politik.
Definisi pemikiran kreatif
Pemikiran kreatif adalah satu usaha secara sedar yang melibatkan pencetusan idea kreativiti berserta tindakan kreatif terhadap suatu konsep atau pendekatan atau ciri-ciri lama. Ringkasnya, kreativiti adalah kebolehan menjana sesuatu idea yang baru serta dapat menggunakan idea tersebut untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Kreativiti juga didefinisikan dengan melihat kepada empat aspek utama iaitu bakat kreatif yang semulajadi, produk kreatif, proses kreatif dan penekanan terhadap kreativiti ataupun persekitaran yang menyokongnya. Orang-orang yang berfikir kreatif dianggap sebagai orang spontan dan sanggup mengambil risiko serta melakukan kesilapan. Mereka juga dianggap sebagai orang yang boleh menerima idea-idea dan pengalaman yang baru. Pemikiran kreatif juga dikenali sebagai pemikiran lateral yang bermaksud berkembang kepada beberapa cara penyelesaian dari satu idea utama.

Stail pemikiran kreatif

a) Stail lateral

Merupakan kaedah untuk menerbitkan idea yang baru. Idea baru tidak berkaitan langsung dengan idea lama. Stail ini melihat sesuatu penyelesaian masalah dan kaedah membuat keputusan dengan menggunakan teknik yang agresif untuk memaksa minda menerbitkan idea yang luar biasa. Idea yang terbit menerusi teknik-teknik lateral ini tidak dinilai sebaliknya ia diguna pakai walaupun nampak tidak releven.

b) Stail projektif

Menggunakan pendekatan meramal, iaitu meramalkan apa yang belum dan akan berlaku, memberikan sebab dan faktor-faktor yang boleh wujud pada masa depan, dan memerlukan maklumat dan pengalaman peribadi untuk membuat penilaian tentang trend masa depan.

c) Stail emotif

Menggunakan jenis emosi yang mendalam seperti kecintaan, ketakutan, kebencian, kemarahan, syak wasangka dan keimanan. Seluruh hasil pemikiran menunjukkan pengaruh emosi tersebut dengan menggunakan logik.

d) Stail negatif

Pemikiran negatif adalah bersifat logikal, ia mengunakan fakta sebagai asas untuk membuat penilaian-penilaian negatif. Kita perlu mempunyai asas yang kuat untuk mempertahankan kewajaran pendapat kita. Pemikiran ini dapat mengelakkan kita daripada membuat kesilapan dan perkara-perkara yang bodoh. Stail ini mementingkan kebenaran dan realiti. Antara ciri-ciri ialah mengemukakan alasan logik tetapi negatif, mencari alasan mengapa sesuatu itu akan gagal, mengemukakan masalah dan risiko, menyenaraikan dan mencari kepincangan sesuatu idea.

e) Stail positif

Melihat sesuatu idea dengan baik sangka. Ia menumpukan kepada kebaikan, mengatasi kelemahan yang ada.

f) Stail analitikal

Stail berfikir secara analitikal mengunakan pelbagai teori, teknik, dan pendekatan. Teori ini baik untuk menghasilkan pelbagai analisis, huraian dan kritikan. Kita akan dapat melakukan analisis setelah ada sesuatu yang terjadi terlebih dahulu.

g) Stail objektif

Berfikir secara objektif menunjukan ciri-ciri tertentu. Ia menggunakan fakta-fakta yang ada tanpa menyebelahi mana-mana pihak, membezakan fakta dari kemungkinan dan membezakan fakta dari keyakinan.

h) Stail imaginatif

Menekankan peranan imaginasi minda. Minda kita boleh membuat penggambaran dan penggambaran tentang sesuatu yang kita kehendaki secara visual.

Ciri-ciri pemikiran kreatif
Antara beberapa ciri-ciri pemikiran kreatif ialah keaslian, kelancaran, kefleksibelan, dan penghuraian.

1) Keaslian

Idea-idea yang diterbitkan adalah luar biasa dan asli. Ia tidak ditiru atau diciplak bulat-bulat. Keasliannya tetap dipelihara dengan syarat idea tersebut merupakan pembaikkan daripada idea lama. Kita mendapat idea hasil daripada apa yang kita lihat dan saksikan seperti benda, perkara dan peristiwa yang berlaku di sekeliling. Sudah sekian lama kita dapati orang mengukur kelapa secara tradisional. Ia bukan sahaja tidak efisien tetapi amat memenatkan. Apabila satu alat ukur kelapa yang canggih dan ekonomik dicipta, ia boleh dilabelkan sebagai asli dan baru kerana masih belum terdapat idea yang kita bayangkan.

2) Kelancaran

Bermaksud keupayaan untuk melahirkan idea kreatif secara spontan dan ada pula yang memakan masa yang agak lama untuk diterbitkan. Ia bergantung kepada individu, persekitaran dan darjah sesuatu penyelesaian masalah dan membuat keputusan.

Proses menerbitkan pemikiran kreatif
Idea sangat penting kepada manusia kerana dengannya manusia boleh membuat keputusan, dan menyelesaikan masalah. Kreativiti terdiri dari himpunan pengetahuan, imginasi, dan penilaian. Proses ini berlaku menerusi peyusunan semula dan perkaitan antara pengetahuan dan pengalaman dalam cara yang baru. Untuk berfikiran kreatif, seseorang perlu mempunyai maklumat tentang perkara yang hendak difikirkan. Terdapat beberapa cara bagaimana sesuatu idea kreatif dapat diterbitkan antaranya:

a) Proses menyoal
Sesorang itu akan menyoal apabila ia ingin tahu atau tidak pasti akan sesuatu. Soalan boleh ditujukan pada diri sendiri atau kepada orang lain. Keadaan ini akan membuka minda kita dengan lebih luas.
b) Proses tidak sengaja
Proses ini berlaku secara tidak langsung. Idea datang menerusi pemerhatian persekitaran dan mendapat idea dari persekitaran.
c) Pengalaman
Reka cipta melalui pengalaman adalah berbeza daripada reka cipta yang melalui proses tidak sengaja. Melalui pengalaman kita tahu bahawa sesuatu yang dicipta itu akan berjaya.

d) Proses kesilapan
Kemajuan dalam bidang sains dan perubatan adalah hasil dari kajian dan menjalankan eksperimen. Di dalam proses tersebut kadang-kadang ahli sains membuat kesilapan dalam pentafsiran dan penelitian. Dalam kesilapan tersebut mereka menjumpai formula atau kaedah baru untuk menyelesaikan masalah atau menjayakan kajiannya.
e) Imaginasi dan visualisasi
Semua orang mampu membuat imginasi dan visulisasi. Proses imaginasi dan visualisasi bersifat abstrak, tetapi boleh diterjemahkan secara konkrit. Visualisasi dan imaginasi boleh dilakukan dengan lima prinsip utama:
tentukan matlamat yang ingin dicapai.
cipta idea dan buatkan gambaran yang jelas.
Sentiasa tumpukan pemerhatian
Timbulkan daya positif
Meningkatkan fungsi otak kanan

Teknik-teknik melahirkan pemikiran kreatif
1) teknik sumbangsaran : pengumpulan idea daripada ahli kumpulan tanpa menjalankan undian atau kritikan terhadap idea yang diberikan walaupun tidak logik seterusnya perbincangan bersama akan dijalankan untuk menentukan idea yang akan diguna pakai.
2) teknik peniruan: meniru apa yang pernah dibuat oleh orang lain sehingga mendapat satu idea baru yang diinginkan .
3) teknik peta minda : melibatkan mengambil nota dan menggunakannya untuk menjana idea secara berkaitan. Ciri utama ialah memori visual, kata kunci, penglibatan secara sedar, pengelompakan dan perkaitan.
4) analisis inventori masalah : menfokus kepada masalah-masalah yang wujud. Mengenalpasti masalah dan membincangkan masalah.

Pemikiran Saintifik

Pemikiran saintifik adalah daya usaha untuk mengenal pasti apa yang betul dan yang salah dari segi logik akal pemikiran manusia. Logik ini terbahagi kepada dua iaitu logik ciptaan akal manusia contohnya matematik dan logik yang kedua yang ialah logik alam berdasarkan realiti alam sebenar. Terdapat banyak percanggahan keputusan di antara logik akal dan logik alam ini. Contohnya seseorang yang mempelajari bidang matematik pasti akan menjawab 2 apabila diajukan saolan 1 + 1= ?. Jawapan ini semestinya benar, bagaimana pun ia akan menjadi sebaliknya jika kita melihatnya menerusi sudut logik alam. Tidak semua benda apabila dicampurkan akan mematuhi peraturan atau hukum matematik. Sebagai contoh, setitik air apabila dicampurkan dengan setitik lagi air tidak akan menghasilkan dua titik air. Sebaliknya ia tetap menjadi setitik air walaupun berlaku perubahan dalam jumlah kuantitinya. Pemikiran saintifik merupakan intipati kajian. Ia merupakan satu bentuk fenomena cara berfikir yang mengambil kira serta mementingkan unsur-unsur sebab dan akibat.ini bermakna pemikiran saintifik ini amat mementingkan bukti serta hujah bagi mempertahankan sesuatu hujah,pendapat atau hipotesis.

Individu yang berfikir dengan menggunakan pemikiran saintifik ialah seseorang yang suka berfikir sebelum membuat sesuatu tindakan. Contohnya, ahli sains serta individu yang menggunakan kemahiran berfikir secara saintifik biasanya akan membina satu hipotesis dahulu bagi membuat sebarang kajian mengenai apa-apa tajuk. Mereka akan mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan sebanyak yang mungkin bagi membuat kajian sama ada kajian yang dijalankan akan dapat memenuhi andaian yang dibuat pada peringkat awal iaitu hipotesis mereka.setelah mengumpul semua data-data yang ada, mereka akan cuba menguji semua data yang berkaitan tadi bagi melihat sama ada data-data berkenaan boleh mempengaruhi hasil kajian ataupun tidak. Dalam peringkat ini, semua data-data yang berkaitan akan diasing serta dipisahkan dari satu sama lain bagi mengelakkan kemunginan pertindihan keputusan. Semua bukti hasil ujian data-data bahan ujian juga akan dipisah-pisahkan bagi melihat kesan ujian ke atas kajian sama ada relevan dengan hipotesis ataupun sebaliknya. Setelah semua perbandingan hasil ujian dibuat, maka satu kesimpulan akan dibuat berdasarkan semua bukti hasil ujian yang dilakukan pada peringkat sebelumnya. Pada peringkat ini, dapat dilihat hipotesis yang dibuat pada peringkat pertama kajian dulu adalah benar serta dapat dibuktikan ataupun tidak benar serta tidak dapat dibuktikan. Apa yang harus diketahui mengenai pemikiran saintifik ini ialah pemikiran jenis ini berlaku dalam satu bentuk yang amat ringkas berdasarkan asas hukum sebab dan akibat. Ini bermakna, pemikir golongan saintifik ini sentiasa berpendapat bahawa setiap sesuatu yang berlaku, ia mempunyai sebab yang tertentu dan dengan sebab itu ia akan turut menghasilkan akibat yang tertentu.

Pemikiran jenis ini juga amat mementingkan kerangka pemikiran yang berbentuk skema serta linear. Maksud skema dan linear ini ialah golongan ini menggunakan cara yang sistematik dengan menjalankan tindakan secara berperingkat-peringkat. Metod pemikiran ini amat popular di kalangan saintis dalam kajian mereka untuk menjumpai penemuan baru dengan menggunakan beberapa andaian yang dinamakan sebagai hipotesis. Jika hipotesis yang dibuat lebih banyak maka peluang untuk menemui penemuan yang baru adalah amat tinggi.
Pemikiran saintifik ini bersifat nyata, langsung dan terbit daripada suatu set peraturan. Sebarang kesilapan akan menyebabkan sebarang andaian atau kesimpulan adalah tidak benar dan sudah pasti ianya tidak memenuhi set peraturan yang telah ditetapkan. Ia adalah alat untuk memproses maklumat yang diterima dan menjelaskan perkara-perkara yang tersirat di dalamnya. Segala persoalan akan dinilai dari sudut maklumat dan fakta terlebih dahulu sebelum sebarang kesimpulan dibuat. Pemikiran sebegini sesuai untuk :
mencari kaitan sebab-akibat antara satu perkara dengan perkara lain ataupun antara satu
peristiwa dengan satu peristiwa lain.
membuat kesimpulan atau deduksi.
mempertahankan hujah-hujah kita bagi menyokong atau menolak sesuatu idea,
mengemukakan cadangan atau pandangan.

Ciri-Ciri Pemikiran Saintifik
Memerhati
Menggunakan penglihatan, pendengaran, sentuhan, rasa atau bau untuk mengumpul maklumat tentang objek dan fenomena.
Membuat inferens
Membuat kesimpulan awal untuk menerangkan peristiwa atau objek berdasarkan pemerhatian. Kesimpulan awal itu mungkin betul ataupun tidak.
Berkomunikasi
Mengemukakan idea dalam pelbagai bentuk seperti lisan, tulisan, graf, gambarajah, model, atau jadual.
Mentafsir maklumat
Memberi penerangan yang rasional tentang objek, peristiwa atau pola daripada
maklumat yang terkumpul.
Membuat hipotesis
Sesuatu kenyataan umum yang difikirkan benar bagi menerangkan sesuatu perkara atau peristiwa. Kenyataan ini perlu diuji untuk membuktikan kesahihannya.

Menyelesaikan Masalah

Menyelesaikan masalah merupakan proses mental yang memerlukan seseorang berfikir secara kritis dan kreatif, mencari idea-idea alternatif dan langkah-langkah tertentu untuk mengatasi halangan atau kekurangan dan mencari jalan untuk menyelesaikannya dengan mengkaji dan meneliti bagaimana masalah boleh terjadi, cara menghadapi masalah, cara menyelesaikannya dan seterusnya mengambil keputusan yang terbaik untuk mengatasi masalah tersebut.
Langkah-Langkah Menguasai Kemahiran Penyelesaian Masalah
Kenal pasti masalah yang dihadapi
Cari sebab-sebab timbulnya masalah dengan meneliti keadaan pada masa tersebut dan cari tujuan dan sebab-sebab masalah itu perlu diselesaikan.
Cari masalah yang sebenarnya dengan mefokuskan isu yang penting. Halangan-halangan kepada penyelesaian masalah dan sebab timbulnya halangan tersebut juga dikenalpasti.
Fikirkan dan senaraikan kemungkinan-kemungkinan penyelesaian masalah
Teliti kemungkinan-kemungkinan kesan dan akibat sekiranya cadangan penyelesaian tersebut dilaksanakan dengan melihat:
kesan dan akibat yang penting difikirkan
kesan dan akibat tersebut
sejauhmanakah pentingnya kesan dan akibat tersebut.
Pilih penyelesaian yang terbaik berdasarkan maklumat-maklumat di atas.

Langkah-langkah tersebut dapat dilaksanakan melalui pengurusan lisan atau grafik. Pengurusan lisan bermaksud satu alat berfikir dalam bentuk ujaran yang menggunakan soalan-soalan panduan dan arahan-arahan tertentu untuk membantu dalam usaha meningkatkan kualiti pemikiran dan kemahiran berfikir.Pengurusan grafik pula adalah sejenis alat berfikir dalam bentuk visual yang disediakan dalam bentuk lakaran, carta atau borang bagi membantu mengurus menyelesaikan masalah dengan lebih sistematik.
Kaedah Penyelesaian Masalah
Terdapat beberapa kaedah menyelesaikan masalah. Secara konvensionalnya terdapat tiga cara yang dilakukan oleh manusia untuk menyelesaikan masalah-masalah mereka, iaitu:
1) Penyelesaian Secara Logik
Menyelesaikan masalah secara logik melibatkan proses rasional-deduktif seperti berikut:
(a) Mengenalpasti dan memahami premis masalah.
Langkah pertama ini sangat penting sekali, kerana tanpa mengetahui kedudukan persoalannya yang sebenar, sampai bilapun tidak akan sampai kepada penyelesaian. Kadang-kadangnya timbul konflik dan krisis semata-mata kerana tidak memahami isunya yang sebenar. Socrates pernah berkata: "Jika sudah diketahui kedudukan persoalan yang diperbincangkan, nescaya akan lenyap segala perselisihan."

(b) Mencari sebab atau punca masalah.
Langkah ini juga sangat penting, kerana kesilapan menjejaki puncanya yang sebenar, sudah tentu kita akan membuang masa dan tenaga yang sia-sia untuk melaksanakan program penyelesaian yang tidak menepati sasaran. Dalam bidang perubatan misalnya, tanpa mengetahui penyakitnya yang sebenar, tidak mungkin dapat dicari ubat dan penawarnya yang tepat. Atau dalam bidang politik, tanpa mengetahui sebab-sebab sebenar kenapa pihak rakyat menentang kerajaan, sudah pasti langkah-langkah yang diambil untuk membendungnya sama sekali tidak akan behasil. Jika di pihak pertama penyakit yang dialami akan terus merebak, maka di pihak kedua golongan rakyat akan terus bangkit menentang kerajaan, malah mencetuskan pemberontakan dan kekacauan di sana-sini.
(c) Menilai cara-cara penyelesaian.
Langkah ketiga ialah memilih cara-cara terbaik dan paling berkesan untuk mengatasi masalah yang dihadapi. Barangkali terdapat berbagai-bagai cara yang difikirkan, tetapi melalui proses penilaian baik-buruk dan betul-salah secara kritikal, akhirnya terpilih cara tertentu untuk dijalankan.
(d) Membuat kesimpulan.
Langkah ini sebenarnya hanya dibuat untuk mengesahkan premis melalui contoh-contoh yang dipilih dan dikira relevan dengan matlamat awal. Matlamat yang tidak relevan diketepikan kerana ia boleh membawa kesimpulan yang menyimpang daripada matlamat premis.

Itulah antara lain cara-cara penyelesaian menurut cara kaedah logik. Kaedah ini memang banyak kelebihannya, kerana ia melatih kita berfikir dengan tepat dan tersusun. Dari segi sejarah sendiripun ilmu logik muncul sebagai reaksi terhadap kekacauan fikiran golongan Sophist yang membawa belia Yunani ke arah keruntuhan. Sesungguhnya Jasa Socrates, Plato dan Aristotle cukup besar dalam membentuk ilmu logik ini bukan sahaja di Yunani bahkan juga di dunia Barat dan Timur selepasnya. Tanpa menafikan kepentingan dan kelebihannya yang banyak itu, sebenarnya kaedah logik mempunyai kelemahannya sendiri, Antaranya ialah:
Sebagai kaedah rasional, kemampuannya terbatas di alam fizik dan alam natural sahaja. Akal sama sekali tidak dapat menjangkau permasalahan alam metafizik dan alam supernatural. Di sinilah timbulnya tentangan tokoh-tokoh ulama Islam terhadapnya, seperti imam al-Syafii, Imam al-Nawawi, Ibn Solah dan terutamanya Ibn Taimiyyah.
Walaupun usaha mencari sebab dan punca sesuatu masalah itu sangat penting, tetapi akal kita juga tidak mampu mengenalpasti puncanya yang sebenar. Memang ada kalanya akal dapat mencarinya, tetapi kerap kali pula sebab atau puncanya itu tidak dapat dihindari. Malah kita terpaksa menghadapinya juga dalam kehidupan kita. Misalnya, kita tidak dapat memecat ketua kita yang menjadi punca segala masalah yang berlaku terhadap anak buahnya.
Di samping masalah sebab, terdapat pula masalah akibat. Kaedah logik memang sangat menekankan persoalan sebab dan akibat ( cause and effect ) dalam hujah-hujahnya. Jika kita bertolak daripada premis yang salah, tentunya kita juga akan mendapat kesimpulan yang salah. Misalnya, kita mendefinisikan kebahagiaan atau kejayaan itu menurut ukuran fizikal dan material. Kerana itu apabila kita mendapati seseorang pemimpin itu didakwa sebagai baik atau wira. maka ukuran kebaikan atau kewiraannya itu adalah berdasarkan aspek fizikal dan material, meskipun dalam aspek moral dan spiritualnya rakyat jelata mengalami kehancuran.

2) Penyelesaian Secara Saintifik
Menyelesaikan masalah secara saintifik melibatkan proses empirikal-induktif seperti berikut:
a) Mengadakan hipotesis.
Katakan anda seorang saintis. pertama sekali mesti mempunyai hipotesis tertentu sebagai penggeraknya. Misalnya, anda ingin mengesahkan sama ada betul atau tidak bahawa Charles Darwin sendiri berasal daripada spesis monyet. Ataupun, kita ingin mengetahui benar atau tidak bahawa kemunduran bangsa Melayu disebabkan mereka malas bertikir, atau pun kerana tidak menguasai teknologi maklumat (IT), dan sebab-sebab lain lagi. Semuanya ini merupakan anggapan atau hipotesis yang perlu diuji dan dibuktikan sama ada betul atau salah.
b) Mengumpul maklumat.
Peringkat inilah yang membezakan kaedah saintifik dengan kaedah-kaedah tidak saintifik. Bagi kaedah yang tidak saintitik, setiap hipotesis atau asumsi akan dianggap benar sahaja tanpa perlu mengadakan bukti dan maklumat untuk mengesahkan kebenarannya. Kebanyakan kita pula boleh bertikir secara saintifik dalam kehidupan akademiknya, tetapi dalam kehidupan seharian kita tidak lagi bersikap dan bertindak secara saintifik. Misalnya apabila seorang ketua tidak menyukai salah seorang pembantunya, hanya cukup dengan keterangan "orang kepercayaannya" lalu dia terus membuat keputusan memecat pembantunya, tanpa mempedulikan sama sekali bukti-bukti lain yang bertentangan dengan keputusannya. Contoh ini merupakan tindakan emosional, bukan tindakan saintifik. Tindakan saintifik memerlukan bukti dan fakta empirikal yang mencukupi, sebelum membuat kesimpulan atau hukuman tertentu.

c) Membuat kesimpulan.
Setelah mengumpul maklumal yang mencukupi, baruiah sampai kepada membuat kesimpulan atau keputusan. Selagi tidak ada bukti, atau bukti tidak mencukupi kerana hanya mendengar pendapat "orang kepercayaannya" sahaja. tidaklah boleh terus menjatuhkan hukuman tertentu. Satu jenis talasi atau kesaiahan dalam berfikir ialah kesimpulan yang tergesa-gesa (hasty generalisation atau Pars pro toto), di mana dengan hanya satu bukti (yang kadang-kadang sangat lemah sekali), terus dibuat kesimpulan tertentu. Sikap saintitik akan menangguhkan atau menunda sebarang keputusan selagi tidak memperolehi bukti dan maklumat yang meyakinkan tentang hipotesis atau asumsi yang ada. Jika terpaksa menunggu bertahun-tahun sehingga dapat membuat kesimpulan yang tepat dan keputusan yang adil, maka terpaksa sabar menunggunya. Tindakan yang emosional dan tidak sabar dalam menjatuhkan sesuatu hukuman biasanya akan membawa kegagalan atau mengundang kerugian dan kadang-kadang kekacauan yang berpanjangan.
Berbanding dengan kaedah-kaedah lain, kaedah saintifik yang paling popular dan berpengaruh dalam usaha menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi. Sejak timbulnya abad penguasaan sains dan teknologi pada Zaman Moden, boleh dikatakan setiap bidang kehidupan dan pemikiran telah didominasi oleh nilai dan kaedah saintifik. Sains dilihat sebagai kuasa yang dapat menyelesaikan setiap masalah manusia.

3) Penyelesaian Secara Kreatif (Lateral)
Menyelesaikan masalah secara kreatif atau lateral mempunyai ciri-ciri seperti berikut:
la tidak bersifat kritikal seperti kaedah logik, di mana cara berfikirnya dikawal oleh penilaian betui atau salah, kuat atau lemah serta benar atau salah hujah dan fikiran kita. Kaedah kreatif atau lateral sebaliknya lebih suka menunda penilaian, kerana yang lebih penting ialah menjana idea-idea baru tanpa mempedulikan ianya betul atau salah.
la tidak bersifat analitikal seperti kaedah saintifik yang cuba memahami sesuatu masalah sedalam-dalamnya melalui fakta dan maklumat untuk menemui kebenaran. Kaedah kreatif dan lateral dalam menyelesaikan sesuatu masalah bukannya menganalisis punca-puncanya, sebaliknya mereka cipta penyelesaiannya yang dianggap lebih membawa keuntungan. Cara berfikir seperti ini disebut berfikir parallel atau selari, di mana kita mengemukakan idea-idea kreatif secara bebas dan mandiri, tanpa berkonflik antara sesamanya.
la tidak bersifat vertikal atau sehala seperti kaedah saintifik yang hanya berfikir menurut logik sebab-akibat. Kaedah kreatif dan lateral sebaliknya bersifat generatif dan inovatif untuk menerbitkan perubahan demi perubahan itu sendiri, tanpa diikat oleh logik sebab-akibat. Dengan sifat antilogik atau "logik air" ini ia bebas menerbitkan sebarang idea gila-gila, melompat atau songsang, asalkan ia dapat membawa perubahan dan keuntungan. Matlamat pemikiran kreatif dan lateral ialah meruntuhkan tembok-tembok yang membelenggu kemajuan berfikir selama ini, seumpama kebekuan fungsi (functional fixedness) atau kebekuan mental (mental set) yang menghalang seseorang melihat sudut-sudut baru dalam pemikirannya.

Edward De Bono telah memperkenalkan kaedah Enam Topi Berfikir, yang harus dipakai satu lepas satu secara berasingan oleh seseorang atau secara berkumpulan dalam menyelesaikan masalah iaitu :
1) Topi Hijau
Sebagai lambang pemikiran kreatif dan subur dengan berbagai-bagai idea, topi ini perlu dipakai pada peringkat permulaannya untuk mencari idea-idea alternatif.
2) Topi Kuning
Sebagai lambang pemikiran positif dan konstruktif, topi ini perlu dipakai untuk melihat segi-segi faedah dan kebaikan pada setiap idea, terutama yang dianggap mengandungi banyak kelemahan.
3) Topi Putih
Sebagai lambang pemikiran objektif, topi ini dipakai untuk mencari fakta dan maklumat tanpa sebarang emosi dan prejudis.
4) Topi Hitam
Sebagai lambang pemikiran negatif dan kritikal, topi ini dipakai dengan tujuan mencari unsur-unsur keburukan dan kesalahan sesuatu idea.
5) Topi Merah
Sebagai lambang pemikiran emotif, topi ini dipakai untuk mengambil kira perasaan dan gerak hati orang yang suka atau tidak suka kepada idea tertentu.
6) Topi Biru
Sebagai lambang langit di atas, topi ini dipakai oleh ketua untuk mengawasi bagaimana topi-topi lain bekerja.

Selain itu, beliau juga memperkenalkan kaedah tindakan yang perlu diambil melalui kaedah Enam Kasut Bertindak yang terdiri daripada :
1) Kasut formal biru taut (Navy formal shoes)
tindakan secara formal, biasa, mudah, ringkas seperti rutin.
2) Kasut kelabu (Grey sneakers)
tindakan secara penyelidikan, mencari bukti, maklumat dan idea barn.
3) Kasut perang (Brown brogues)
tindakan secara praktikal, nyata, lasak, tidak formal, fleksibel dan berkesan.
4) Boot oren (Orange gumboots)
tindakan secara cemas, bahaya, krisis, risiko, segera dan berani.
5) Selipar merah jambu (Pink slippers)
tindakan secara prihatin, perikemanusiaan, kasih sayang, lemah lembut, mesra dan ikhlas.
6) Kasut tunggangan ungu (Purple riding shoes)
tindakan secara kuasa, rasmi, kepimpinan dan bertanggungjawab.


MENYELESAIKAN MASALAH SECARA ISLAM

Penyelesaian masalah secara Islam mempunyai tiga corak, iaitu pendekatan Tauhid, pendekatan Hukum, dan pendekatan Sufi. Walaupun pendekatan-pendekatan ini kelihatan terpisah dan berdiri sendiri, namun ia sebenarnya saling melengkapi dan saling menguatkan, kerana semuanya berasaskan ajaran Islam yang syumul dan sempurna.
Pendekatan Tauhid
Pendekatan Tauhid memainkan peranan penting dalam dua aspek besar, iaitu aspek metafizik dan aspek fizik. Mengenai aspek metafizik, yang merupakan peranan asasinya, pendekatan Tauhid menyelesaikan masalah ontologi, iaitu tentang hakikat Tuhan, hakikat alam, dan hakikat manusia. Pertama sekali tentang hakikat Tuhan, sesuai dengan ajaran Tauhid Rububiyyah dan Uluhiyyah, Tuhan dalam perspektif Islam bukan sahaja bersifat Esa dalam ertikata sebenarnya, bahkan merupakan satu-satunya Tuhan yang Mencipta dan Menguasai alam serta menjadi sasaran pengabdian makhluk manusia dan alam seluruhnya. Alam terbahagi kepada dua bahagian; alam nyata (syahadah) dan alam ghaib. Jika di alam dunia manusia boleh bertindak bebas sesuka hati tetapi di alam akhirat manusia akan diadili seluruh perbuatannya dan ditentukan sama ada akan menerima ganjaran syurga atau siksaan neraka. Bagi memastikan manusia mendapat balasan kebahagiaan di alam akhirat, manusia memerlukan pendekatan Tauhid dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keyakinan dan keimanan.

Pendekatan Hukum
Pendekatan hukum daiam penyelesaian masalah merupakan bentuk pendekatan Islam yang bersifat rasional dan intelektual. Sebenarnya dengan menyebutkan hukum, maksudnya di sini ialah hukum-hukum qat'i dan ijtihadi. Mengenai hukum qat'i atau tegas dan jelas, antaranya ialah hukum-hukum ibadat, munakahat, jinayat hudud dan sebagainya. Sebagai hukum yang sudah jelas terdapat dalam al-Quran dan Sunnah, semuanya wajib dipatuhi dan ditaati sepenuhnya pada setiap masa dan tempat.
Pendekatan Sufi
Pendekatan hukum dalam penyelesaian masalah secara Islam dianggap bersifat rasional dan intelektual, sebaliknya pendekatan sufi dianggap bersifat moral dan spiritual. Pendekatan hukum dianggap bersifat tegas dan keras, tetapi pendekatan sufi bersifat tembut dan lunak. Penyelesaian masalah menurut pendekatan sufi memerlukan kefahaman tentang tiga perkara pokok, iaitu: hakikat masalah, sebab masalah, dan kaedah penyelesaian.

(a) Hakikat Masalah
Mengenai hakikat masalah, selain daripada masalah Aqidah, pendukung pendekatan sufi yang bersifat rohaniah ini menganggap bahawa masalah asasi dan hakiki umat Islam ialah kelemahan akhlak dan adab. Penyakit akhlak ialah jiwa dan hawa nafsu yang kotor. Dengan memahami hakikat masalah ini kita dapat menyelesaikannya dengan tepat dan sempurna.

b) Sebab Masalah
Ada dua faktor kenapa manusia menghadapi masalah, iaitu faktor Tuhan dan faktor manusia sendiri. Mengenai faktor Tuhan, sebagai Pencipta yang berkuasa ke atas semua makhluk-Nya, sudah pasti segala sesuatu di alam ini tunduk di bawah perencanaan-Nya. Dialah yang merupakan Sebab pertama bagi segala kejadian, dan Dialah juga yang menjadikan akibat penyudah bagi segala kejadian.

(c) Kaedah Penyelesaian
Kaedah penyelesaian masalah menurut pendekatan sufi adalah berasaskan prinsip tazkiyyat al-nafs yang melibatkan dua dimensi:

a) dimensi horizontal
b) dimensi vertikal menekankan persoalan hubungan dengan Tuhan melalui amat ibadah, doa, zikir, wirid dan tilawah al-Quran..

Dimensi horizontal adalah prinsip tazkiyyat al-nafs atau pembersihan diri melalui dua proses, iaitu:
1) Pembersihan diri (takhalli) daripada sifat-sifat buruk (mazmumah) seperti hasad dengki, mengumpat, ujub, takbur, bakhil, riyak, khianat, munafik, menipu, dusta, dan lain-lainnya. Dalam proses ini, terdapat maksiat zahir dan batin yang perlu dibersihkan. Maksiat zahir ada tujuh iaitu: maksiat mata, telinga, lidah, perut, kemaluan, dua tangan, dan dua kaki. Sedangkan maksiat batin ialah seperti hasad, riyak, ujub, dan sebagainya.
2) Menghiaskan diri (tahalli) dengan sifat-sifat baik (mahmudah) seperti taubat, ikhlas, sabar, syukur, harap, takut, zuhud, pemaaf, tawakkal, amanah, dan sebagainya. Ia juga merupakan ketaatan zahir dan ketaatan batin yang mesti ditanam. Ketaatan zahir wujud apabila tujuh anggota tersebut sentiasa terjaga dan terkawal perbuatannya.
Dari segi implikasinya, pendekatan sufi membantu dalam menyelesaikan masalah hidup manusia, seperti masalah-masalah sosial, ekonomi, pendidikan, politik, dan terutamanya masalah emosi dan mental. Malah jika dibandingkan dengan pendekatan hukum, pendekatan sufi lebih berkesan dan kukuh ketahanannya, kerana hati yang sudah kuat benteng aqidah dan akhlak tidak akan mudah goyah apabila berhadapan dengan masalah-masalah kritikal dan mereka yang menggunakan pendektan ini akan sentiasa tenang dan sabar menghadapi cabaran dan dugaan dalam kehidupan.